topads

admin

SBY VS SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO X RUU KEISTIMEWAAN DIY Warga Yogyakarta Melawan

http://i.okezone.com/content/2009/11/02/339/271534/TZwEMr8dRQ.jpg

migBlogNews- SBY Vs Sri Sultan Hamengku Buwono RUU Keistimewaan DIY Warga Yogyakarta Melawan. Pendukung keistimewaan Yogyakarta pro-penetapan marah dan bertekad melakukan perlawanan politik secara masif terhadap pemerintah pusat jika Presiden SBY Susilo Bambang Yudhoyono bersikukuh memaksakan konsep pemilihan gubernur dan wakil gubernur DI Yogyakarta dalam Rancangan Undang-Undang Keistimewaan DIY. 

Pendukung pro-penetapan siap menggelar sidang rakyat untuk menetapkan sendiri Sultan Hamengku Buwono dan Paku Alam sebagai gubernur dan wakil gubernur DIY.

Mereka yang Senin (29/11/2010) menyatakan dukungan penetapan gubernur dan wakil gubernur adalah Paguyuban Dukuh Se-DIY Semarsembogo di Yogyakarta, Paguyuban Kepala Desa dan Perangkat Desa se-DIY, Gerakan Semesta Rakyat Jogja (Gentaraja), Forum Komunikasi Seniman Tradisi Se-DIY, Parade Nusantara, komunitas Duta Sawala Dewan Musyawarah Kasepuhan Masyarakat Adat Tatar Sunda di Kuningan Jabar, pakar hukum tata negara dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) Hestu Cipto Handoyo, serta dua guru besar emeritus administrasi pemerintahan dan sosiologi dari Universitas Airlangga Surabaya, Soetandyo Wignyosoebroto, dan Hotman Siahaan.

Sebelumnya, beberapa media memberitakan, terkait penyusunan Rancangan Undang-Undang Keistimewaan (RUUK) DIY, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada saat membuka rapat kabinet terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (26/11/2010), menyatakan, nilai-nilai demokrasi tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu, tidak boleh ada sistem monarki yang bertabrakan, baik dengan konstitusi maupun dengan nilai-nilai demokrasi.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X menyatakan, ”Saya tidak tahu yang dimaksud dengan sistem monarki yang disampaikan pemerintah pusat. Pemda DIY ini sama sistem dan manajemen organisasinya dengan provinsi-provinsi yang lain, sesuai dengan Undang-Undang Dasar, UU, dan peraturan pelaksanaannya.”

”Apakah yang dimaksud monarki itu karena kebetulan Sultan menjadi gubernur?” tanya Sultan HB X kepada pers di kantor Gubernur Kepatihan, Yogyakarta, Sabtu (27/11/2010).

Sultan HB X menyatakan, bila ia sebagai Sultan dianggap pemerintah pusat mengganggu penataan pemerintahan di DIY terkait pemilihan atau penetapan gubernur DIY, Sultan akan mempertimbangkan kembali jabatan gubernur yang dijabatnya itu. ”Kalau sekiranya saya dianggap pemerintah pusat menghambat proses penataan DIY, jabatan gubernur yang ada pada saya ini akan saya pertimbangkan kembali,” katanya.

Sementara di tingkat nasional, mayoritas fraksi di DPR pusat pun beberapa waktu lalu telah menyatakan mendukung penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY.

Komunitas dan organisasi kemasyarakatan, para ilmuwan, serta politisi di DPR menilai pemerintah pusat selama ini—oleh kepentingan politik praktis—cenderung mengabaikan fakta sejarah nasional dan sumbangsih besar Yogyakarta bagi tegaknya Republik Indonesia muda ketika itu sehingga tetap lestari dan kokoh sampai sekarang.

Ketua Duta Sawala Dewan Musyawarah Kasepuhan Masyarakat Adat Tatar Sunda Eka Santosa mengatakan, proses pengangkatan Sultan HB X menjadi Gubernur DIY oleh rakyatnya merupakan kearifan lokal. kompas.com

UU Keistimewaan Yogya, Rancangan Undang-Undang RUU Keistimewaan Yogyakarta, Sby vs Sultan Yogya, SBY vs Sri Sultan Hamengku Buwono X, Tanggapan SBY Tentang UU Keistimewaan Yogyakarta, UU Nomor 22 Tahun 1999, Isi Lengkap UU Nomor 22 Tahun 1999, Aspek Hukum Indonesia, Negara Demokrasi, Sistem Kerajaan, Referendum UUD 45, Perubahan Undang Undang Dasar 1945, Sistem Pemerintahan, Gubernur DIY Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Add to Cart

2 comments:

OJO MEMUSUHAN KARO NGAYOGJOKARTO

Iki Ceritone Wolak-walik ing jaman akeh wong keblinger – jamane lagi edan

Kacaritakake :
Ano kawulo alit asale soko pacitan jowo wetan , katone alim andap asor nanging atine Jail metakil koyo Buto Cakil. Paribasane ngono koyo “kere munggah bale” lali karo asal usule.

Lagi entuk coba soko GUSTI dadi panguoso bumi nusantoro … EE la dalah ora disongko ora kuwat nyonggo godho, atine dadi olo nggawe ontran-ontran nduwe pepinginan sing atos koyo watu atine pingin Njungkelake Rojo Mataram Ngayogjakarto Hadiningrat Sri Sultan Hamengkubuwono Sing Kaping Sedoso.

Gedhe pepinginane, lamis lambene, Nanging olo atine kiro kiro karepe mengkono pingin di catet ing buku sejarah nusantoro ono kawulo alit soko deso pacitan iso mupus lelakone Keraton Ngayogjakarto Hadiningrat kang wis ono lan kawentar atusan taun lawase.

Opo iyo pantes, opo iyo prayoga, opo iyo lilo kawulo Ngayogjakarto , Rojone di kuyo kuyo karo bocah jail metakil ?.

Opo yo mung arep tekan sakmene lelakone Keraton Mataram Ngayogjakarto kang Kawentar iku ?

Ayo kawulo Ngayogjokarto lanang-wadon gedhe-cilik deso-kutho kabeh wae podho cancut taliwondo, guyup saekoproyo ambelo Keraton Ngayogjokarto lan kanjeng Sultan Hamengkubuwono Kaping Sedoso, sing andap asor lembah manah lan ora korupsi.

Eling elingo e .. e… kowe bocah jahil methakil ,
Sakdelo maneh ora luwih soko sakmongso pari kowe bakal mulih ndeso, dadi kawulo alit lan kawulo kuwalat mergo kekarepanmu sing olo arep nggulingake Rojo iku……..
Ojo Dumeh…. Abot Sanggane eee … le ..le thole… cah bagus……

“ AYO KAWULO YOGJA , ANGKAT DHUWUR-DHUWUR KEHORMATANE LELUHURE DHEWE “ .

katondo :
Laskar mataram

Tiga OPSI yang akan dipilih warga jogja jika pemerintah bersikukuh atas nama demokrasi ingin menggulingkan DIY :
1. PENETAPAN SRI SULTAN SEBAGAI GUBERNUR
2. REFERENDUM
3. MERDEKA

Dan jika Jogja sampai bergolak, maka negeri ini akan poranda, karena akam memicu daerah-daerah lain yang memang selama ini tidak kondusif untuk bergolak..

Hendaknya pemerintah arif dan bijak..., karena rakyat jogja akan mempertahankan kehormatannya sampai tetes darah penghabisan.

Post a Comment

kirim comment kalian klo mo papun dalam blog ini....